Pada tahun 2022 nanti, 18% semua jenis pekerjaan akan membutuhkan tenaga kerja yang bergelar Master atau lulusan S2 (U.S Bureau of Labor Statistics).
Fenomena ini bukanlah hal baru dalam dunia kerja. Di Amerika Serikat, peningkatan kebutuhan pegawai lulusan Magister telah terjadi sejak tahun 2002. Hingga kini sudah ada 16 juta orang Amerika yang mengambil studi S2 agar tidak kalah saing kompetensi dalam dunia kerja.
Di Indonesia, pemilihan tenaga kerja juga menjadi perbincangan hangat. Beberapa perusahaan semakin mempertimbangkan strata pendidikan sebagao salah satu faktor penting untuk mencapai tenaga kerja yang berkualitas. Mengapa demikian?
Specialized Knowledge
Pekerja yang meraih gelar master, mempunyai pengetahuan tertentu sehingga mereka bisa meningkatkan keahlian dan performa kualitas kerja pada bidang yang sedang ditekuni. Tidak semua yang lanjut S2 harus liner dengan studi sebelumnya. Jika ingin mengambil bidang yang sama dengan pekerjaan, itu pun tidak masalah.
Career Advancement
Dilansir dari blog northeastern.edu, dalam beberapa tahun terakhir, 745 pengusaha mencoba meningkatkan strata pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Gelar master bisa mempermudah transisi posisi ke yang lebih tinggi atau senior. Misal dari posisi staff ke manajeria;. guru ke dosen dan lain-lain.
Increased Earning Potential
Mari kita telusuri data dari Georgetown's Center on Education of The Workforce di bawah ini
- Jurusan Health dan Medical Preparatory Programs : Alumni magister memperoleh peningkatan gaji sebesar 137% dibanding alumni sarjananya.
- Pegawai lulusan magister berhasil meraih pendapatan sebesar $ 3,65 Juta (Rp54,2 Milyar) dibanding lulusan sarjananya yang hanya mendapat $ 2,27 Juta (Rp33,7 Milyar) selama masa karir mereka.
Ternyata cukup besar potensial karir antara lulusan sarjana dan lulusan magister.
By : @schoters
No comments:
Post a Comment
BILA ANDA MEMASUKKAN LINK HIDUP, MAKA AKAN OTOMATIS TERDELETE..