Gita Gutawa : Perempuan Harus Perjuangkan Pendidikan

Siapa yang tak tahu Gita Gutawa? Tidak hany populer sebagai penyanyi yang bersuara merdu, tetapi juga sebagai perempuan muda yang gigih berkarier sekaligus mengutamakan pendidikan. Karirnya di industri kreatif selama 16 tahun, tak membuatnya lupa akan pendidikan.

 

 

 

"Dari kecil selalu dididik, bahwa pendidikan itu penting.."

Di usianya yang ke 22 tahun, Gita Gutawa meraih gelar master dari London School of Economics and Political Science, London School of Economics (LSE), Inggris dengan beasiswa LPDP.

 

 

Sempat menjadi mahasiswa berprestasi

Sebelumnya, gelar sarjana ia raih di Birmingham of University, Inggris. Kala itu pasti ada culture shock bagi Gita, tetapi semua bisa ia atasi dan bahkan Gita menjadi mahasiswa berprestasi di Birmingham. Selain itu, ia juga pernah menjadi Duta Pendidikan Sampoerna Foundation.

 

 

 

Hingga Gita menyelesaikan S2-nya, ia tidak pernah menyesal meraih pendidikan tinggi mengikuti jejak ibu.

'Saya merasa terbuka pikiran terhadap hal-hal yang baru. Waktu saya S1 mengambil program studi Ekonomi lalu pas S2 ternyata ada program Ekonomi Kreatif. Nah, jadi saya baru tau ternyata bisa dikombinasikan antara ekonomi dan bidang industri kreatif."

 

Pendidikan juga mengembangkan diri dan tingkat disiplin.

Layaknya teori Snowballing alias bola salju. Semakin bergulir, semakin menebal lapisan es-nya. "Begitu pun dengan perjuangan, akan semakin membawa banyak inspirasi dan membuka berbagai kesempatan."

 

Realita stigma masyarakat.

Menurut Gita, untuk sejumlah kalangan perempuan di Indonesia meraih pendidikan tinggi itu masih sulit sebab ada stigma bahwa perempuan akan berakhir mengurusi rumah dan keluarga sehingga tak perlu berpendidikan tinggi. Padahal hal tersebut keliru.

Karena, mendidik anak bukan hal yang mudah. Ibu yang berpendidikan akan membentuk anak-anak yang terdidik pula. Seperti ibu saya yang lulus studi master, saya tersinpirasi olehnya. Begitu kata Gita.

 

Kini Gita sudah berkiprah kembali di industri musik, namu lebih dominan di belakang layar. Salah satunya menjadi produser konser sang ayah.

By : @minmorid